Review of Islamic Law on Implementation Tradition Bugis; Sompa and Mappasikarawa
DOI:
https://doi.org/10.61233/zijec.v3i1.97Keywords:
Sompa, Mappasikarawa, Traditions, Bugis, Islamic LawAbstract
The Mappasikarawa tradition at Bugis tribal weddings is one of the activities carried out after the marriage contract with the aim of ensuring that the bride and groom obtain happiness, peace, physical and spiritual well-being while sailing the ark of domestic life. Mappasikarawa is a ritual after the marriage contract in the Bugis tribe tradition. Mappasikarawa is carried out with the hope that the bride and groom will find happiness, peace and prosperity in navigating married life. The meaning of mappasikarawa in the Bugis community marriage tradition is to bring the bride and groom closer (mappasiame) so that they are in harmony with each other or in religion it is termed a sakinah mawaddah warahmah family. So, the author raised this case as research material for submitting a thesis to examine how Islamic Law Reviews the Implementation of the Bugis Traditional Mappasikarawa Tradition in Pematang Rahim village, Mendahara Ulu subdistrict.
Downloads
References
Afriandi, D. (2022). Makna simbolik mappasikarawa dalam pernikahan suku Bugis di kota Bengkulu (Skripsi, Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu).
Ali, Z. (2010). Metode penelitian hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Andi. 2017. The Symbolic Meaning of Mappasikarawa in Bugis Marriage Tradition. Makassar: Hasanuddin University Press.
Arikunto, S. (1981). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Armalasari, I., & Nurfadillah. (2022). Tradisi mappasikarawa dalam pernikahan adat Bugis (di desa Baringeng kabupaten Soppeng).
Damayanti, A., & Salami, U. (2021). Tinjauan hukum Islam pada praktik mappasikarawa.
Dzahabiyya Zayyan, R. (2022). Tinjauan hukum Islam terhadap tradisi mappasikarawa dalam perkawinan adat Bugis (Studi di Kelurahan Kota Karang Raya Kecamatan Teluk Betung Timur) (Skripsi, Program Studi Hukum Keluarga Islam).
Fitriani. (n.d.). Tradisi adat perkawinan suku Bugis. Jurnal Institut Ilmu Sosial dan Bisnis Andi Sapada, Fakultas Hukum.
Gita, M. (2024). Ini 8 jenis pernikahan dalam Islam serta hukumnya yang perlu diketahui. The Asian Parent. https://id.theasianparent.com/jenis-pernikahan
Hadi, S. (1994). Metodologi research. Yogyakarta: Andi Offset.
Hakim, R. (2000). Hukum perkawinan Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Hardianti. (2015). Adat pernikahan Bugis Bone desa Tujuh-Tujuh Kecamatan Kajuara Kabupaten Bone dalam perspektif budaya Islam (Skripsi, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Alauddin Makassar).
Idrus, Nurul. (2004). Dowry and Prestige in Bugis Society. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ilyas, E. S. (2022). Nilai-nilai pendidikan Islam dalam adat pernikahan mappasikarawa di Kelurahan Pacongan Kecamatan Palleteang Kabupaten Pinrang (Skripsi, UIN Datokarama Palu).
Jusma. (2021). Tradisi mabbukka’ tange’ dan mappasikarawa pada perkawinan masyarakat Bugis di Tiroang Kab. Pinrang (Analisis filosofis hukum Islam) (Skripsi, IAIN Parepare).
Kamal, M. (1974). Asas-asas hukum perkawinan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Khoiruddin, N. (2015). Hukum perkawinan 1. Yogyakarta: Academia.
Kurnia, N. (2020). Pemberian sompa terhadap masyarakat Bugis dalam perspektif hukum Islam (Studi kasus desa Sakkoli kec. Sajoanging kab. Wajo).
Lantern Optima Library. (2010). Al-Qur’an dan terjemahannya. Jakarta: Lantern Optima Library.
Mardianti, N. (2020). Nilai-nilai sosial dalam upacara adat perkawinan suku Bugis Wajo pada masyarakat Desa Sungai Jambat Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi (Skripsi, Universitas Batanghari Jambi).
Millar, S. (2019). Perkawinan Bugis. Makassar: Penerbit Ininnawa.
Moelong, L. J. (2024). Metodologi penelitian kualitatif (Edisi revisi). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhtar, Kamal. (1974). Asas-Asas Hukum Islam tentang Perkawinan. Jakarta: Bulan Bintang.
Mulyadi. (2024). Wawancara mengenai tradisi mappasikarawa di Desa Pematang Rahim. (Data primer penelitian).
Musthopa. (2024). Wawancara mengenai tradisi mappasikarawa di Desa Pematang Rahim. (Data primer penelitian).
Najib, A. (2019). Tradisi Mappasikarawa dalam perkawinan Bugis. Makassar: Alauddin University Press.
Najla Qatrunnada, J. (2024, Juni 25). Hati-hati, 10 kebiasaan yang dilarang saat ihram di Tanah Suci. Detik Hikmah. https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-7114791/hati-hati-10-kebiasaan-yang-dilarang-saat-ihram-di-tanah-suci
Nur, A. (2019). Mahar dan uang panaik dalam perspektif hukum Islam (Studi kasus perkawinan masyarakat Bugis di Kabupaten Bone) (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Nurasia, H. (2024). Wawancara mengenai tradisi mappasikarawa di Desa Pematang Rahim. (Data primer penelitian).
Nurasyisa. (2023). Interaksionisme simbolik dalam tradisi mappasikarawa pada pernikahan adat Bugis di Desa Kalaena Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur (Skripsi, IAIN Palopo).
NurAvit. (2019). Sompa dalam perkawinan Bugis: Perspektif adat dan agama. Makassar: Pustaka Bugis.
Nurlaelah. 2016. The Legal Position of Dowry in Indonesian Marriage Law. Jakarta: Prenadamedia.
Qur’an. Surah An-Nisa, verse 4.
Racmah, A. (2019). Adat dan upacara perkawinan Bugis di Sulawesi Selatan. Makassar: Balai Pustaka Daerah.
Rahman, Fadli. (2018). Gender and Marriage Customs in South Sulawesi: The Role of Sompa in Bugis Society. Bandung: Alfabeta.
Republik Indonesia. (1974). Undang-undang Republik Indonesia nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Lembaran Negara RI Tahun 1974 No. 1. Jakarta: Sekretariat Negara.
Riski, A., & Nurnaningsih. (2021). Prosesi mappasikarawa dalam adat botting di desa Sanrego Kecamatan Kahu Kabupaten Bone (Studi kasus perspektif hukum Islam). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Hukum Keluarga Islam.
Riski, P. A. (2024). 19 hadist dan ayat Al-Quran tentang pernikahan, Masya Allah! Orami Magazine. https://www.orami.co.id/magazine/hadis-dan-ayat-alquran-tentang-pernikahan
Rusli, M. (2020). Reinterpretasi adat pernikahan suku Bugis Sidrap Sulawesi Selatan. Jurnal IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Rusman, H., Arifin, S., & Andi, M. (2018). Tradisi sompa dan doi’ menre’ dalam perkawinan adat Bugis. Jurnal Ilmu Budaya, 6(2), 45–56.
Ryiyono, A., & Siregar, A. (1985). Kamus antropologi. Jakarta: Academik Presindo.
Safitriwa, D., & Hermina, N. (2018). Makna simbolik mappasikarawa dalam pernikahan Bugis. Jurnal Antropologi Indonesia, 39(1), 72–83.
Seliana, Arifin, S., & Rijal, S. (2018). Makna simbolik mappasikarawa dalam pernikahan suku Bugis di Sebatik Nunukan. Jurnal Ilmu Budaya.
Sudira, P. (2016). Adat perkawinan budaya Bugis Makassar dan relevansinya dalam Islam.
Sudirman, M., & Mustaring. (2023). Tradisi mappasikarawa dalam pernikahan adat Bugis. Jurnal Pendidikan dan Studi Islam.
Syandri, Kasman, & Al-Farisy, S. (2020). Adat mappasikarawa pada perkawinan masyarakat Bugis perspektif hukum Islam (Studi kasus Desa Kaballangan Kabupaten Pinrang). Jurnal Bidang Hukum Islam.
Wati, M. (2021). Adat pernikahan suku Bugis di Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba (Skripsi, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Alauddin Makassar).
Wijaya, R., & Akbar, M. (2020). Pergeseran makna tradisi mappasikarawa dalam perkawinan Bugis. Jurnal Hukum Islam, 12(2), 101–115.
Wikipedia. (2022). Baligh. In Wikipedia. https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Baligh&action=edit§ion=1
Yunus. (2018). Islam dan budaya: Nilai-nilai Islam dalam proses pernikahan masyarakat Bugis. Jurnal Pendidikan Ilmu Humaniora.

Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Zabags International Journal of Economy

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.